“Ya pada akhirnya memang naik turun pun terjadi dalam menjalani sebuah hubungan, apa lagi dengan ada pada kondisi dimana setiap manusia perlu ‘selesai’ dengan dirinya masing-masing, akan memberikan sensasi fluktuasi dalam sebuah hubungan.” tutur Adebolo.
Proses pembuatan “All I Do” sendiri muncul ketika Adebolo mengulik lebih dalam soloist bernama Tori Kelly. Terinspirasi dari beberapa notasi yang menarik bagi Adebolo dalam beberapa lagu Tori Kelly, lalu muncul ide-ide yang akhirnya menjadi beberapa pattern di lagu All I Do. Single “All I Do” diproduksi dalam waktu singkat, hanya empat hari. Ade Dewantara Wibowo aka Adebolo menulis lirik dan turut menggubah lagu bersama Benny K Wijaya, yang juga ikut dalam proses aransemen. Produksi ditangani oleh Rama Satia dan Benny K Wijaya, dengan mixing dan mastering dikerjakan oleh Rama di Sunrise Musikindo Recording Studio. Seluruh proses berada di bawah koordinasi Adebolo & Team.
“Untuk penggarapan lagu ini sendiri cenderung punya waktu yang singkat, karena pada saat record sudah ada draft. Jadi, tinggal finishing aja, ya sekitar 4 hari untuk prosesnya di luar mixing dan mastering,” Kuak Adebolo.
Setelah perilisan single “All I Do”, Adebolo juga sudah menyiapkan beberapa rencana seperti perilisan dua single berikutnya yang pada akhirnya bermuara pada perilisan album. Albumnya sendiri sudah dalam masa produksi.
“Untuk single “All I Do”, akan dibarengi juga perilisan video klip. Akan ada beberapa single lagi, entah 1-2 single kemudian langsung rilis album. Kebetulan di sela-sela kesibukan memasak saya, saya masih sempat memasak di dapur rekaman. Sementara yang sudah jadi baru 4 lagu pertama,” ujar Adebolo.
(Red/Sunrise Musikindo/Akhmad Alfan Rahadi)