Dalam proses pelaksanaan, DSDABM mengakui terdapat sejumlah tantangan teknis dan nonteknis yang mempengaruhi progres pekerjaan. Faktor cuaca menjadi salah satu hambatan utama, terutama menjelang musim hujan yang dapat mengganggu proses pengaspalan.
Selain itu, pemanfaatan ruang milik jalan (rumija) yang tidak semestinya juga turut menjadi kendala. Banyak ruas jalan yang sebagian lahannya digunakan untuk parkir liar atau aktivitas usaha warga, yang berdampak pada kualitas pengerjaan dan hasil akhir perbaikan.
“Aspal itu sangat dipengaruhi oleh suhu dan kondisi cuaca. Belum lagi di lapangan sering kali kami temui jalan yang dijadikan tempat parkir, sehingga kepadatan lapisannya tidak maksimal,” ungkap Sandi.
“Ada juga kendala teknis seperti kondisi saluran di bawah badan jalan yang kadang ambrol atau rusak, dan itu memerlukan penanganan tambahan,” tambahnya.
Menurut Sandi, keberhasilan pembangunan infrastruktur jalan tidak hanya ditentukan oleh pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan aktif dari masyarakat dalam menjaga dan memelihara hasil pembangunan.
“Sebagus apa pun jalan yang kita bangun, tanpa dukungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara-misalnya dengan tidak menutup saluran air atau memanfaatkan bahu jalan untuk parkir liar-maka daya tahannya akan berkurang,” tuturnya.