Sebelumnya, Jakarta International BNI Java Jazz Festival mengumumkan lineup fase pertama, dengan menampilkan Jacob Collier sebagai special show pada hari Jumat.
Jacob Collier adalah seorang multi-instrumentalis, komposer, produser, dan musisi dari Inggris yang terkenal dengan bakatnya yang luar biasa dan musiknya yang mendobrak genre. Dia menjadi terkenal karena gaya musiknya yang khas, yang sering memadukan jazz, funk, klasik, elektronik, dan genre mainstream.
Ia lahir di London pada tanggal 2 Agustus 1994. Jacob terkenal dengan penggunaan aransemen vokal yang inovatif, teknik musik yang kompleks, dan harmoni; Adikara, Bilal Indrajaya; Busty and the Bass, adalah grup musik asal Kanada yang terinspirasi dari musik jazz, soul, dan funk.
Grup yang didirikan pada tahun 2014 ini terkenal dengan kemampuannya memadukan beragam genre dengan apik, seperti funk, jazz, hip hop, dan pop, dengan fokus pada instrumentasi yang kental akan nuansa groove dan penampilan yang lincah dan energik.
Suara mereka dibedakan oleh bagian brass yang kuat, melodi yang menarik, dan ritme yang padat
; Jane Monheit, adalah penyanyi jazz dan pop dari Amerika Serikat, yang terkenal dengan penampilannya yang elegan dalam membawakan lagu-lagu jazz tradisional dan suaranya yang indah; Justin Lee-Schultz adalah seorang pianis jazz, komposer, dan musisi jazz berbakat asal Amerika Serikat yang terkenal akan bakat musiknya yang luar biasa sejak usia dini, serta keahlian pianonya dan kombinasi yang unik antara elemen jazz, R&B, dan funk, di mana ia sering kali dibedakan dengan pendekatan jazz yang kental dengan nuansa penuh penjiwaan, yang memadukan harmonisasi kompleks dan inovasi ritme
; Munir Hossn & Elas, komponis, multi instrumentalis, dan pemain asal Brasil yang terkenal akan karyanya yang memadukan jazz dengan gaya musik Brasil dan dunia. Ia akan menampilkan musik dari proyeknya “Elas,” yang merupakan upaya kreatif Munir Hossn.
“Elas” dapat berupa apa saja, mulai dari album, lagu, hingga kolaborasi yang melibatkan artis wanita atau menggali tema feminitas dalam musik. “Elas” berarti ‘Mereka’ atau ‘Wanita’ dalam bahasa Portugis, oleh karena itu, ini mungkin merupakan proyek yang menghormati musisi wanita atau sebuah penghormatan kepada mereka
; Straight No Chaser, acappella, pop, jazz, dan rock hanyalah beberapa genre yang mereka masukkan ke dalam musiknya. Mereka mendapatkan ketenaran dengan meng-cover lagu-lagu populer dengan cara yang lucu dan orisinil, menambahkan merek komedi unik mereka sendiri ke dalam penampilan mereka.
The Philharmonik, lagu-lagu dalam albumnya yang dirilis tahun 2020 berkisar dari hip-hop yang lebih reflektif hingga ritme yang lebih keras dan dipengaruhi jazz, yang menunjukkan kepiawaiannya dalam bereksplorasi; dan The Yussef Dayes Experience, pemain drum dan komposer asal Inggris, Yussef Dayes, terkenal dengan gaya uniknya dalam memainkan musik jazz, funk, dan elektronik, dan saat ini ia sedang memimpin sebuah proyek musik dengan nama yang sama. Terkenal dengan gaya bermain drumnya yang unik dan kemampuannya memadukan jazz dengan hip-hop, elektronik, dan ritme Afrika, Yussef Dayes adalah pemain yang sangat dihormati di kancah jazz modern.